BERITA TERKAIT |
.jpg)
Ridwan Kamil Klaim Omaba Turunkan Angka Bayi Gizi Buruk
Rabu 07 September 2016, 07:26 WIB

Disdikbud Kabupaten Bandung Nilai Durasi Belajar Lama Belum Tentu Baik
Rabu 07 September 2016, 11:13 WIB

Pendidikan Karakter Dinilai Bukan Hanya Tanggung Jawab Sekolah
Rabu 07 September 2016, 11:24 WIB

Jadwal SIM Keliling Polres Bandung September 2016
Rabu 07 September 2016, 12:23 WIB


Alasan Mengapa Minuman Energi Berbahaya
Jumat 31 Agustus 2018, 15:41 WIB
.jpg)
Redaksi Oleh : Intan Rahmadani - Job PRFM
Sumber Foto : Istimewa
(PRFM) – Di Inggris, Theresa May mengumumkan pelarangan menjual minuman berenergi untuk anak dibawah usia 16 tahun bahkan hingga dibawah 18 tahun. Dimana sebelumnya diadakan penelitian yang menghubungkan antara konsumsi minuman berenergi yang berlebihan pada anak-anak dengan kesehatan mereka yang buruk.
Minuman berenergi adalah jenis minuman yang dipasarkan dengan promosi akan memberikan konsumen peningkatan pada kewaspadaan mental dan rangsangan fisik.
Bahan dari minuman berenergi ini beragam namun minuman berenergi biasanya memiliki kadar kafein yang tinggi sebanyak 80mg dalam ukuran minuman 250ml. tetapi jumlah tersebut pun bisa lebih tinggi dua kali lipat dalam minuman lainnya. Yang mana kopi hanya mengandung 40mg dalam secangkir kopi.
Selain itu minuman berenergi pun biasanya mengandung kadar gula yang tinggi dan mengandung bahan-bahan lainnya seperti ginseng, guarana, karnitin dan taurine.
Resiko kesehatan untuk anak-anak menurut ahli gizi Harley Street, Rhiannon Lambert, yaitu "nol besar" dimana menurutnya bahwa minuman berenergi tidak ada gizi apapun dan tidak ada alasan untuk anak-anak perlu mengkonsumsi minum tersebut setiap hari.
Mengkonsumsi Jumlah kafein yang berlebihan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, mual, muntah dan kejang. Efek kesehatan buruk lainnya terkait dengan menkonsumsi minuman energi yang berlebihan, seperti yang digambarkan dalam penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Health Sciences pada tahun 2015, yaitu kecemasan, insomnia, gangguan gastronomi, sakit kepala, hiperaktif dan diuresis. Dilansir dari laman Independent.uk
Selain itu menurut penelitian di swedia karena “Tingginya kadar gula dapat berdampak langsung pada obesitas dan kerusakan gigi, yang keduanya merupakan masalah yang diketahui pada anak-anak dan remaja,” jelas ahli diet anak dan juru bicara British Dietetic Association, Clare Thornton-Wood.
BERITA LAINNYA |

Usai Operasi, Sunarti Dianjurkan Konsumsi Nutrisi Cair Selama Dua Pekan
Senin 18 Februari 2019
Jawa Barat
.jpeg)
Tim Dokter RSHS Berhasil Perkecil Lambung Warga Obesitas Asal Karawang
Senin 18 Februari 2019
Jawa Barat

Relawan Prabowo-Sandi Ingin KPU Lebih Tegas Soal Tata Tertib Debat
Senin 18 Februari 2019
Pilpres 2019